Setelah mencapai Pencerahan Sempurna, muncul dalam pikiran Sri Bhagavā[1] mengenai betapa dalamnya, sungguh halusnya Dhamma yang telah ditemukan-Nya. Ia mempertanyakan apakah manusia dapat memahaminya. Namun setelah dengan welas asih-Nya, Ia memindai seluruh dunia dengan menggunakan Mata Buddha-Nya (Buddhacakkhu), melihat bahwa …

Pemutaran Roda Dhamma Lanjut »

Setelah memutuskan untuk meninggalkan keduniawian dan menjadi seorang petapa, Siddhattha Gotama tinggal di Anupiya-ambavana, sebuah hutan mangga (Pali: amba; Sanskerta: āmra; Latin: Magnifera indica) di dekat Kota Anupiyā, tidak jauh dari Sungai Anomā selama tujuh hari pertama. Kemudian pada hari …

Kehidupan Petapa Gotama Lanjut »